Meningkatnya produksi sampah dan makin terbatasnya cadangan minyak fosil serta adanya berbagai permasalah lingkungan global menghendaki pendekatan yang komprehensif untuk mencapai pengembangan yang berkelanjutan (sustainable development). Pemanfaatan sampah sebagai bahan baku pembangkit energi diharapkan dapat menjadi salah satu langkah dalam menghadapi 3 isu tersebut secara bersamaan. Pilot plant biogas dari sampah buah yang telah dibangun di Pasar Gemah Ripah, Sleman, dan beroperasi sejak Februari 2011 diharapkan menjadi contoh baik bagi masyarakat luas, baik dari sisi teknis maupun non-teknis.
Pilot plant tersebut dirancang untuk kapasitas bahan baku sampah buah 4 ton per hari dengan potensi biogas kira-kira 330 m3 dan potensi listrik sebesar 550 kwh per hari. Namun demikian, kinerja pilot plant ini belum dapat dievaluasi karena belum beroperasi pada kapasitas terpasangnya akibat pengumpanan yang belum optimal. Evaluasi komprehensif ini mutlak diperlukan agar dapat disusun sistem operasi standard dan dapat dilakukan upaya-upaya peningkatan produktivitasnya. Selain itu, keterlibatan aktif dari berbagai aktor yang terlibat dalam inisiasi, konstruksi sampai dengan operasionalnya sangat diperlukan sehingga pilot plant ini dapat dijaga keberlanjutannya.
Dalam operasionalnya saat ini, produk biogas dari pilot plant ini digunakan untuk sumber listrik bagi penerangan kios pedagang dan fasilitas umum. Selain itu, biogas yang dihasilkan juga disalurakan ke kantin pasar untuk keperluan memasak. Akan tetapi fluktuasi komposisi sampah buah yang ada terkadang membuat biogas yang dihasilkan mempunyai kadar methan yang rendah. Hal ini mengakibatkan pemanfaatan untuk konversi listrik dan memasak menjadi tidak optimal. Agar dapat berfungsi dengan baik, biogas yang dihasilkan harus mempunyai kadar methane sebesar 55%. Untuk mencapai kondisi tersebut perlu dilakukan optimasi pengaturan bahan baku yang masuk ke dalarm digester biogas tersebut. Selain itu rekayasa sosial diperlukan untuk memastikan masyarakat pasar (terutama para pedagang) mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap biogas plant sehingga mau dengan sukarela melakukan pemilahan sampah untuk pasokan bahan baku ke biogas plant.
Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pilot plant biogas di pasar buah gamping tersebut agar aspek keberlanjutaannya terus terjaga dengan baik. Pemanfaatan yang optimal akan membuat masyarakat memiliki rasa memiliki yang tinggi sehingga perawatannya dilakukan bersama-sama. Optimalisasi pemanfaatan tersebut dilakukan dengan terus menjaga agar biogas yang dihasilkan mengandung kadar metana yang tinggi. Hal tersebut dilakukan dengan menentukan komposisi bahan baku berupa sampah buah optimalisasi teknik pencampuran dan aerasi, optimalisasi teknik penghancuran limbah buah, pembangkitan listrik, pemanfaatan pupuk organik dan pemurnian biogas. Target luaran dari penelitian ini berupa Hak kekayaan intelektual, artikel jurnal, dan oral presentation.